Konferensi Meja Bundar: Pengakuan Kedaulatan Indonesia Oleh Belanda

Sejak lama Indonesia berusaha untuk melepaskan diri dari penjajahan baik dengan perjuangan bersenjata maupun diplomasi. Dari kedua usaha tersebut ternyata kemerdekaan Indonesia mampu diwujudkan diawali dengan perjuangan bersenjata dan disempurnakan dengan usaha Diplomasi. Salah satu perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan melalui Konferensi Meja Bundar.

Konferensi Meja Bundar merupakan bentuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Dalam Konferensi Meja Bundar mulai dibicarakan masalah kedaulatan Republik Indonesia hingga konferensi ditutup pada 2 Desember 1949 yang salah satu keputusannya yaitu Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Berikut pertanyaan-pertanyaan seputar Konferensi Meja Bundar beserta jawabannya yang mungkin akan menambah wawasan anda.

Mengapa konferensi tersebut dinamakan Konferensi Meja Bundar? Coba kamu perhatikan gambar berikut! 
Suasana Konferensi Meja Bundar

Setelah mengamati gambar pasti kita sudah dapat menebak mengapa dinamakan Konferensi Meja bundar karena meja yang digunakan saat konferensi berbentuk bundar. Konferensi Meja Bundar dalam bahasa Belanda yaitu Nederlands-Indonesische rondetafelconferentie.


Kapan dan Dimana tempat dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar beserta pihak-pihak yang terlibat didalamnya? Konferensi Meja Bundar dilaksanakan pada 23 Agustus- 2 Desember 1949 di kota Den Haag kerajaan Belanda. Konferensi Meja Bundar mempertemukan kerajaan Belanda, Republik Indonesia, dan  BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg).

Apa yang dimaksud dengan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg)? BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) dalam bahasa Indonesia Majelis Permusyawaratan Federal (MPF) merupakan negara bentukan Belanda terdiri dari 15 negara bagian. BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) menginginkan Indonesia berbentuk negara Federasi.

Siapa perwakilan  ketiga pihak yang terlibat dalam Konferensi Meja Bundar apakah ada pihak lain lagi yang juga ikut dalam Konferensi Meja Bundar? Perwakilan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Drs. Moh. Hatta, dipihak BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) oleh Sultan Hamid II, dari pihak Belanda diwakili oleh Mr. Van Marseveen. Konferensi Meja Bundar juga dihadiri perwakilan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) oleh Crittchlay.

Apa saja keputusan penting yang berhasil disepakati dalam Konferensi Meja Bundar? Konferensi Meja Bundar menjadi landasan kedaulatan Indonesia yang secara resmi diakui oleh Belanda. Keputusan-keputusan dalam Konferensi Meja Bundar yaitu:
  1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara merdeka dan berdaulat
  2. Penyelesaian Irian Barat akan dibahas tahun berikutnya
  3. RIS dan negara Belanda bekerja sama dalam suatu perserikatan yang diketuai Ratu Belanda atas dasar sukarela dan memiliki kedudukan dan hak yang sama.
  4. RIS mengembalikan semua hak milik Belanda, memberi hak Konsesi dan izin baru bagi perusahaan-perusahaan.
  5. Semua hutang Hindia Belanda harus dibayar RIS
  6. Kemiliteran akan dibentuk Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat dengan TNI sebagai Intinya.  
Apa dampak dari Konferensi Meja Bundar Terhadap kehidupan bangsa Indonesia? Konferensi Meja Bundar menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat yang diakui oleh Belanda setelah Republik Indonesia dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) sepakat melebur dan membentuk RIS (Republik Indonesia Serikat). Hasil Konferensi Meja Bundar berdampak pada bentuk pemerintahan Indonesia yang awalnya berbentuk negara kesatuan kemudian harus berbentuk negara federasi (Negara Bagian).

Apa arti penting Konferensi Meja Bundar bagi bangsa Indonesia? Konferensi Meja Bundar merupakan awal Indonesia sebagai negara yang berdaulat penuh. Sebagai negara yang berdaulat Indonesia berhak menentukan dan mejalankan pemerintahannya sendiri dan mencapai tujuan negara demi keamanan dan kesejahteraan warga negara.

Posting Komentar untuk "Konferensi Meja Bundar: Pengakuan Kedaulatan Indonesia Oleh Belanda"